BUKU TEKS
Pengaruh kristen-orientalis terhadap islam liberal : dialog interaktif dengan aktivitas jaringan islam liberal
Konsep sekularisasi dalam politik diistilahkan dengan desacaralization of politics yang bermakna nbahwa politik tidaklah sakral. jadi, unsur-unsur rohani dan agama harus disingkirkan dari politik. Oleh karena itu pula, peran ajaran agama kepada institusi politik harus disingkirkan. Hal ini menjadi syarat untuk melakukan perubahan politik dan sosial yang juga akan membenarkan munculnya proses sejarah. Segala macam kaitan antara kuasa politik dan agama dalam masyarakat apapun tidak boleh berlaku karena dalam masyarakat sekuler, tidak seorang pun memrintah atas otoritas "kuasa suci" (dari gagasan ini dapat dipahami jika kaum sekuler menolak mati-matian penerapan syariat islam dalam kahidupan politik).
Dengan konsep ini, manusia sekuler dapat tidak mengakui kebenaran islam yang mutlak. Mereka akan menolak konsep-konsep islam yang tetap karena semua hal dianggap relatif. Makna kebenaran bagi mereka adalah "segala yang berlaku di masyarakat" dan bukan yang dikonsepkan dalam Al-Qur'an.
Islam liberal sebagai sebuah fenomena kehidupan islam memang sudah tidak asing lagi. Namun, pandangan-pandangan mereka yang menunjukkan adanya pengaruh (atau kepanjangan tangan?)Pemikiran misionaris kristen dan orientalis Barat yang begitu kuat, belum banyak terungkap. Sebutlah Harvey Cox, Robet N. Bellah, michel Faucault, atau Charles Kurzman yang menafikan adanya kebenaran tunggal. Pandangan hidup islam yang mendasar seperti konsep tuhan, kenabian, ilmu, dan agama diposisikan sebagai objek yang rancu, membingungkan, dan perlu diperdebatkan.
Tidak tersedia versi lain