KONTEN MADURA
Tangisan anak pulau : sebuah catatan tragedi sampit
Membicarakan tentang tragedi Sampit khususnya dan Kalimantan Tengah umumnya, seakan telah menusuk rasa kemanusiaan kita. Akan tetapi ada dimensi baru yang sangat mengerikan dalam tragedi di Kalimantan Tengah itu, di mana mayat-mayat tanpa kepala yang bergelimpangan di lorong dan jalan-jalan dan rumah-rumah dibakar dan dihancurkan, sungguh merupakan pemandangan yang sangat mengguncangkan perasaan seluruh bansa di manapun.
Kebiadapan di Kalimantan Tengah itu, rasa-rasanya sungguh tiada taranya di dunia selama ini. Sebab, sejahat-jahatnya orang rasanya tidak sampai memotong kepala manusia dengan jumlah masal. Kota Sampit khususnya telah menjadi kota mengerikan. Tidak ada lagi kehidupan yang aman. Puluhan ribu orang mengungsi mencari pelindungan.Ada yang lari ke hutan atau terpaksa menyebrang ke Pulau Jawa. Mereka terpaksa melarikan diri, meninggalkan kediaman dan lari ke hutan-hutan bersama orang tua, bayi, orang jompo, dan rakyat tak berdosa lainnya. Sungguh tragedi yangmnakutkan.
Oleh kaena itu, buku kecil kita terbitkan semata-mata untuk mengetuk hati nurani setiap insan negeri ini, agar dapat menyikapi tragedi Sampit dalam perspektif kemanusiaan dan harus dicarikan penyelesaiannya secara tuntas dan terencana. Setidaknya tragedi anak bangsa semacam itru tidak dan tidak akan pernah terulang lagi. Sebab apapun alasannya pembatain anak manusia model Sampit bukan saja telah membawa korban jiwa, melainkan juga menghancurkan harpan hidup dan masa depan anak-anak tidak berdosa. Karena mereka terpaksa harus mengungsi dan dalam kehidupan yang penuh penderitaan.
Tidak tersedia versi lain